Peribahasa Indonesia - Melanjutkan kumpulan peribahasa Indonesia yang sudah saya tuliskan untuk sahabat pada postingan kemarin, maka pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan untuk menuliskan kumpulan peribahasa Indonesia berawalan huruf H.
Demi melengkapi dan menjaga keutuhan peribahasa-peribahasa yang kita miliki di Indonesia kita patut tahu dan mengerti peribahasa apa saja sih yang ada di Indonesia khususnya yang berawalan huruf H, oleh karena itu langsung saja anda bisa memabacanya di bawah ini.
Kumpulan Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf H
Habis minyak sepasu, ekor anjing takkan lurus : Orang yang perangainya buruk dan tidak dapat dirubah
Habis manis sepah dibuang : Di buang setelah tidak terpakai lagi
Habis kapak berganti beliung : Orang yang sangat rajin melakukan pekerjaan
Habis cupak oleh pelelehan : Adat yang dilanggar maka lama kelamaan akan hilang
Habis belalur, maka beralu-alu : Perundingan yang berakhir dengan jalan kekerasan
Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat : Adat lama boleh tidak dituruti asal ada mufakat
Habis perkara, nasi sudah menjadi bubur : Tidak ada gunanya lagi dibicarakan kembali
Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh : Semua pekerjaan akan lancar jika dilakukan berulang kali
Hampa beras menjadi sekam : Sifat mubadzir
Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua : Orang yang berbudi baik akan selalu dikenang meski telah tiada
Hangat-hangat tahi ayam : Kemauan yang tidak tetap
Hangus tiada berapi, karam tiada berair ; menderita kesusahan
Hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari : Menolong orang saat kesusahan
Harimau mati karena belangnya : Mendapat kecelakaan karena terlalu mementingkan diri
Harimau ditakuti karena giginya : Orang besar yang ditakuti karena pangkatnya
Hari guruh takan hujan : Orang yang sangat marah tak akan memukul
Harapan guntur di langit, air di tempayan di curahkan : Terlalu berharap yang belum pasti
Harapan burung terbang tinggi, punai di tangan di lepaskan ; Harapan yang di sia-siakan
Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada : Orang yang tidak memiliki kesabaran
Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya ; Percaya pada anak sendiri bisa jadi akan tertipu di bandingkan percaya kepada teman
Hati bagai baling-baling : Orang yang tidak teguh pendiriannya
Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai : Ingin mencapai sesuatu sayangnya itu hanya mimpi semata
Harum seperti malaikat lalu : Sangat harum
Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang : Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, selagi waktu sedikit dimanfaatkan
Harimau mengaung takkan menangkap : Orang yang mengancam terlebih dahulu biasanya tidak berbahaya
Harimau mati meninggalkan belang : Orang yang berjasa akan selalu dikenang
Hempas tulang tak terbalas jasa : Bekerja keras tapi tidak menghasilkan apa-apa
Hempas tulang berisi perut : Rajin bekerja akan mendapatkan rizki
Hemat pangkal Kaya : Orang yang hemat cenderung akan kaya
Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan : Tidak mau kalah dengan orang lain
Hati kubang beringin gantinya : Anak yang sudah dewasa mengganti kedudukan orang tuanya
Hati gatal, mata digaruk : Sangat ingin tetapi tidak berusaha
Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicacah : Hasil yang diperoleh dibagi rata
Hendak ulam, pucuk menjulai sangat beruntung : Mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan
Hendak seribu daya tak hendak seribu dalih : Dimana ada kemauan disitu ada jalan
Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang : Berharap untung malah rugi
Hendak meluruskan ekor anjing : Orang yang berperangai jahat akan sulit mengubahnya
Hendak kaya berdikit-dikit, hendak tuah bertabur urai, hendak berani berlawan ramai : Menyelesaikan perkara dengan adil
Hendak hinggap tiada berkaki : Ingin berbuat sesuatu tetapi tidak mempunyai alat
Hendak damai dilawan damai, hendak perang giling peluru : Berdamai atau Berkelahi
Hendak air pancuran terbit : Sesuatu diperoleh lebih dari yang diharapkan
Hidup di ujung gurung orang : Orang melarat
Hidup di kandung adat, mati dikandung tanah : Orang yang harus mentaati adat istiadat daerahnya
Hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong : Orang yang tidak ikut andil dalam suatu pekerjaan akan susah
Hidung seperti dasun tunggal : Bentuk hidung yang bagus
Hidung laksana kuntum seroja, dada seperti mawar merekah : Orang yang memuji keelokan hidung dan dada perempuan
Hidung dicium, pipi digigit : Kasih sayang semu
Hidup tidak karena do’a, mati tidak karena sumpah : Orang harus berusaha dengan sendirinya tidak bergantung pada orang lain
Hidup seperti umang-umang : Kehidupan yang sangat miskin
Hidup seperti anjing dan kucing : Tidak akur
Hidup sandar menyandar umpama aur dengan tebing : Perihal orang yang mencintai dengan tulus
Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa : Selagi hidup berbuat baiklah untuk diri sendiri dan masyarakat
Hidup enggan mati tak mau : Sangat menderita
Hidup dua muara : Dua mata penceharian
Hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya : Hilang, lenyap tak berbekas
Hilang tak bercari, lulus tak terselami : Tidak dipedulikan lagi
Hilang satu sepuluh gantinya : Jangan mudah putus asa
Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa : Awal yang tidak biasa tetapi lama kelamaan terbiasa
Hilang di mata di hati jangan : Jangan saling melupakan
Hilang dicari, terapung direnangi, terbenam diselami : Perkara yang tersembunyi
Hidup tolong menolong, sandar menyandar : Orang hidup harus saling membantu
Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih : Yang indah rupawan adakalanya tidak berharga
Hitam-hitam gula jawa : Hitam tetapi manis
Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam : Tidak mengatakan kebenarannya
Hitam diatas putih : Secara tertulis
Hitam bagai pantat belanga : Sangat buruk
Hilir malam mudik tak singgah, daun nipah dikatakan daun abu : Merasa malu karena berhutang budi
Hujan berpohon, panas berasal : Segala sesuatu kejadian pasti ada sebabnya
Hujan berbalik ke langit : Orang berkuasa meminta tolong kepada orang lemah
Hitam tahan tempa, putih tahan sesah : Tetap, tidak berubah
Hitam sebagai kuali : Sangat hitam
Hitam seperti dawat : Hitam mengkilat
Hitam mata itu mana boleh bercerai dengan putihnya : Orang yang sedang bercinta tidak mudah dipisahkan
Hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih ampas kelapa dibuang : Barang tak terpakai masih berguna, barang berguna tapi tak terpakai
Hulu mujur pandai bertenggang hulu baik pandai memakai : Pandai bergaul
Hulu malang pangkal celaka : Asal mula kesialan
Hujan turun, kambing lari : Habis cerita, usai
Hujan tak sekali jatuh, simapi tak sekali erat : Kerja harus bertahap
Hujan menimpa bumi : Tidak dapat melepaskan diri dari perintah
Hujan jatuh ke pasir : Kebaikan yang tidak terbalas
Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri : Sebaik-baiknya hidup di negeri orang tidak sebaik hidup di negeri sendiri
Akhirnya selesai sudah saya menuliskan kumpulan peribahasa Indonesia berawalan huruf H, semoga dengan adanya kumpulan peribahasa dan pepatah ini kita dapat belajar sesuatu arti di dalamnya dan juga mencintai kebudayaan berbahasa yang semestinya kita jaga dengan baik. Akhir kata saya ucapkan terima kasih sudah membaca peribahasa Indonesia ini. Salam Satu Bahasa!