Merak Berjilbab Hitam
Oleh : Adi Setiawan, Purbalingga.
Kusaksikan langit di ujung malam
Membawa fajar baru kepada kita
Bersama adzan yang beranjak dari timur
Menyertainya kilau merah jingga
Di luar jendela kulihat dinding masjid tengah kota
Samar kulihat lengkungan lafadz suci
Berhiaskan ukiran-ukiran khas negeri jazirah
Seperti goresan henna di jemari lentikmu
Lalu sesuatu yang lembut menelusuk dalam jiwa
Perlahan dan terus mengalir mencapai muara
Seperti embun pagi yang bergugur jatuh
Bebas meliuk tanpa penghalang daun talas
Kembali kuingat tatapan magis itu
Yang memberi sayatan pada si gagak rimba
Saat senja di lorong kampus yang ramai orang berlalu
Ada yang terkapar karena tiada dapat berbahasa.
|
Puisi Cinta Merak Berjilbab Hitam Karya Adi Setiawan |
Dari senyum seindah paras dibalik jilbab hitam
Dari paras cantik yang lalu melayangkan pendang
Seribu jarum dan pedang tajam terus terhunuskan
Meninggalkan satu nama dari bekas-bekas hujaman
Lagi terbayang-bayang sang merak khayangan
Yang namanya terpahat dari hunusan dan sayatan
Dari fajar ke senja, dari malam ke pagi berikutnya
Awan merah kelabu bersama si gagak rimba
Bersama iqomah yang berhembus ke barat
Ke bukit Tranggulasih yang berkabut pekat
Kutitipkan bersamanya sebuah salam
Untukmu, merak khayangan berjilbab hitam