Pagi Yang Dirindukan
Oleh : Ayu Fahmy Munawaroh, Jember.
Alam yang basah, rumput berkedip malu malu
Oh maaf itu embun, meminta ampun, seperti biasanya . . Padahal tersenyum
Murni anginnya, menghirup pun tak tega, rasanya . Rebahkanlah dulu daun itu biarkan dia
Asa di buai serasa melambai bernafas dengan santai biarkan semua lalu lalai
Di genggam seorang pemuda harapan
Bukan tanpa tujuan, dengan lantunan
Mengemis kepastian nantikan saja hilir kata dalam sajak tentang lirikan mata
Tak perlu meronta, tanah ini punya ceritanya
Terakhir begini beberapa saatnya terasa sepi
Diam dalam guyonan bincang kenari
Mata terpejam bibir meringis
Kurasa perih berlalu . . Haah.
|
Puisi Alam Tentang Pagi yang Dirindukan Karya Ayu Fahmy Munawaroh |
Bertumpu haru di pangkuan sang waktu
Biarkan dia cuci muka dulu
Perdetiknya biar kupeluk rindu
Aku belum ingin berlalu