Hanya Sebatas Ilusi Sang Biru
Oleh : Daffa Framudya, Tasikmalaya.
Terlahir kedunia hanya sebatas pelampiasan
Kedua hasrat terbangun ingin bebasnya
Lampau terluka oleh hari esok
Tangisan sang biru lantunkan isakan mendayu
Langit malam saksi bisu runtuhnya kekuasaan
Hati biru inginkan kasih sang putih
Lambat menyerang hati yang membeku
Kasih sang putih semburkan apinya sang hasrat
Antara hati dan pikiran tak saling peduli
Runtuh sudah sang biru,terjerat indahnya kehidupan
Hidup manis bagai bermandi madu
Hidup pahit bagai bermandi darah
Langkah tegap syarat ketegaran
Langkah lesu syarat penderitaan
Senyum merona hasrat terbendung tak tahu arah
Lampion bertebaran,merah muda cantiknya
Nyala api terbangkan sang harapan
Genangan air mengayunkan rupa sang dandelion
Lambat namun penuh penekanan
Indah rupanya kokoh rahangnya.
|
Puisi Sedih Hanya Sebatas Ilusi Sang Biru Karya Daffa Framudya |
Waktu berjalan dengan angkuhnya
Sang biru terombang-ambing ilusi
Dejavu menelan tempatnya kehidupan
Sempit terasa luas dalam bayangan
Kelopak tak butuhkan mahkota lagi
Deru nafas terbentur lajunya angin
Sesaknya hati hiraukan sakitnya sang ulu
Air sang kristal terkikis tak karuan
Dalam sangat arti kehidupan lampau
Putih tersenyum lampaunya terkubur