Jalan, Rapuh dan Hujan
Oleh : Riris, Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Kini hanya ada rintik-rintik hujan yang menemani..
Tak ada bedanya dengan kesunyian malam di jalan raya. Hanya ada lampu jalan yang menemani dinginnya malam yang menusuk hingga relung hati paling dalam.
Aku tak tau apa yang diutarakan bibir ku saat tetes demi tetes air hujan masuk dalam mulut ku yang terbuka lebar saat meneriaki nama mu.
Hujan telah usai, sejenak waktu berhenti seakan memberi isyarat bahwa kau datang dan berdiri di depan.
Dengan membawa sepotong hati yang telah kau buat rapuh pada genggaman jahat mu.
|
Puisi Cinta Jalan, Rapuh dan Hujan Karya Riris |
Masih berbicara tentang hujan. Tentang hujan yang datang, lalu pergi meninggalkan bekas yang berbentuk embun.
Bicara tentang mu yang datang lalu pergi meninggalkan luka.