Keranda
Oleh : Meissi Wika Lestari, Pekalongan.
Butiran air di sudut mata, sayu memandang manusia bernyawa terisak menjadi pecah di langit-langit kelabu. Hitam putih mendominasi suasana relung hati yang tak terasakan lagi.
Kendaraan tak bertuan memukul hati tanpa kelahi, menyentuh hati tanpa jemari. Mengoyak meremuk seluruh badan ini tak berdarah. Benda mati yang terasa hidup kala membawa yang telah pergi.
Tertunduk lunglai di hadapan besi bertata rapih, aku tak mengerti kala aku kecil dulu. Tak beroda tersepoi angin kain melambai hijau.
|
Puisi Sedih Tentang Keranda Karya Meissi Wika Lestari |
Aku tak suka sedap wangi jika seperti ini, bunga itu menghiasinya. Berteriak namun tetap hening kau sungguh jahat. Membawanya yang sedang tidur dalam mimpi pejuang tertembak mati.
Kau di angkat.....
Kau pun mengangkat yang masih tertinggal di bumi, aku acuh dengan besi tertata rapih. Namun nanti kau teman sejati pengantar akhir hidup ini.